Rabu, 12 Agustus 2015

The Bohay Family: Sepenggal Kenangan PSIK FKUB Angkatan 2006

Teamwork makes the dream work!


Banyak yang bilang, masa SMA adalah masa remaja yang paling indah. Tapi buat saya, masa kuliah adalah masa remaja yang paling indah. Masa yang penuh kenangan dan petualangan. Masa pencarian jati diri tapi entah kenapa sang jati diri itu sendiri gak ketemu juga haha..

Sejak SMA, saya selalu bercita-cita pengen kuliah di Malang. Waktu itu alasannya cukup childish, karena pengen punya teman baru yang sama sekali beda dengan teman-teman sekolah. Abis, dari SD sampai SMA temannya 4L, lu lagi lu lagi hihihi..

Saking pengennya kuliah di Malang, saat ada teman yang pergi ke Gua Maria Lourdes, saya titip didoakan agar bisa diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Doa saya pun terkabul, saya diterima! Tapi sayangnya mungkin doa saya kurang spesifik (dan belajarnya gak pernah serius). Saya memang diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, tapi jurusannya Ilmu Keperawatan, bukannya Pendidikan Dokter seperti keinginan saya! Hahaha... Rapopo lah, sing penting iso kuliah nang Malang.

Lapangan rektorat


Kelas angkatan 2006 ini seru banget orang-orangnya. Kocak dan pintar. Yang paling saya sukai, mereka mau berbaur dengan siapa saja, dan siap membantu, walaupun bukan teman se-gank-nya. Inilah yang membuat saya merasa betah, mengingat dulu semasa saya sekolah, saya tergolong murid yang invisible alias biasa-biasa aja di mata guru dan anak-anak lainnya. Pinter enggak, bego juga enggak. Cantik enggak, jelek juga enggak. Bandel enggak. Cupu iya haha.. Ditambah lagi waktu itu saya cenderung menarik diri dari pergaulan mainstream. Tapi di kampus, meskipun juga bukan mahasiswa populer, saya menemukan orang-orang yang nyambung gaya hidupnya dan gaya bercandaannya, serta menerima saya apa adanya. Saya merasa bisa mencapai puncak tertinggi dalam piramida Abraham Maslow: aktualisasi diri.

Kampus FK memang unik, mahasiswa tidak diperbolehkan mengenakan celana jeans. Mahasiswi diharuskan memakai rok (makin panjang roknya makin baik). Apalagi di kelas anatomi, semua cewek wajib pakai rok panjang! Bukannya tanpa alasan, hal tersebut dimaksudkan agar kita terbiasa menghormati pasien (baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal). Namanya mahasiswa, kadang saya dan beberapa teman tetap bandel mencuri kesempatan untuk mengenakan celana jeans di kelas haha..

Ini gedung kuliahnya


Di kampus, banyak kisah yang terjadi. Cinta lokasi, guyonan, foto narsis, rekreasi, kompetisi, organisasi, dan Dekan Cup. Dekan Cup ini semacam perlombaan tahunan olah raga dan seni di FK. Timnya dibagi per jurusan, ada kedokteran, keperawatan, gizi, dokter spesialis, serta kardos alias karyawan dosen. Seingat saya, jurusan kami unggul di pertandingan voli dan pentas seni (mohon dikoreksi ya kalo salah hehe). Tim kami selalu solid, baik pemain maupun suporternya, heboh semua haha.. Saya pernah ikutan manggung di pentas drama, berperan sebagai Endeliyawati hihihi.. Pernah juga ikutan fashion show baju berbahan koran bekas. Bahkan pernah juga sok-sokan ikut pentas dance (barisan belakang yang gak banyak kesorot kamera haha). Tapi seringnya sih saya sebagai suporter aja, bagian yel-yel ala Aremania gitu deh hehehe..

Puji Tuhan semua pelajaran di kampus selama 4 tahun dapat saya lalui tanpa masalah berarti. Dari anatomi sampai biomedik. Dari teori asuhan keperawatan hingga kesehatan masyarakat. Pada dasarnya saya memang menyukai biologi. Sampai pada waktunya setelah berhasil meraih gelar sarjana, kami masih harus berjuang lagi di masa pendidikan profesi selama setahun untuk meraih gelar Ners.
Nah, setahun masa profesi ini, saya sekelompok dengan 6 orang lainnya. Uul, Niena, Listy, Wien, Rimas, dan Wahyu. Di saat kelompok lain anggotanya gonta ganti dan terus bertambah, kami seperti ditakdirkan untuk tetap bertujuh hingga lulus. Uul yang paling bijak dan dewasa di antara kami, didapuk jadi ketua kelompok. Niena yang dreamy dan hobi nonton Naruto. Listy yang pendiam tapi sekalinya ngomong bikin ngakak. Wien si nyonya modis yang pinter masak. Rimas yang cerdas logis dan canggih teknologinya. Dan Wahyu yang paling ganteng dan getol meracuni kami dengan video klip girlband Korea yang pahanya diumbar ke mana-mana haha.. Mereka berenam inilah penyemangat saya, di tengah semangat yang memudar karena merasa salah jurusan haha..

Kiri-kanan: Uul, Listy, Saya, Wahyu, Wien, Rimas, Niena
UGD RSUD Purut Pasuruan
Kami menamakan diri The Bohay Family. Padahal yang badannya bohay alias montok cuma Wien, Rimas, dan saya, tapi sepertinya yang lain juga bercita-cita untuk punya badan bohay hahaha.. Karena hampir tiap hari kami ketemu, jadinya sudah seperti keluarga sendiri. Urat malu sudah kami hilangkan. Kami sampai membuat jaket seragam juga loh hahaha..

Masing-masing jaket ada nama pemiliknya


Jujur saja, pendidikan profesi ini cukup berat bagi saya. Kami harus mempelajari semua departemen keilmuan secara real di lapangan, dengan tugas laporan yang segambreng. Beberapa kali kami ditugaskan praktek di desa terpencil, tinggal di rumah sederhana dengan segala keterbatasan, berbaur dengan masyarakat sekitar untuk mengatasi masalah kesehatan mereka. Pernah juga begadang nungguin orang lahiran. Dinas di RSJ Lawang dan merasakan apesnya pipi dicium pasien (mau marah tapi kok ntar dikira sama-sama pasien RSJ haha). Yang paling berat saat dinas di rumah sakit umum dan dapat jadwal dinas MSP alias malam-sore-pagi, aduhh rasanya hampir tumbang badan saya.

Saya paling suka dinas di Puskesmas, karena jam kerjanya pendek, siang hari sudah tutup dan kami boleh pulang haha.. Dinas di pelosok desa juga enak. Bisa merasakan dinginnya hawa pegunungan. Belajar memerah susu sapi. Berinteraksi dengan masyarakat yang sederhana dan super duper ramah. Penyuluhan kesehatan sampai mengajar PAUD untuk balita. Ikut pengajian ibu-ibu, waktu itu saya sampai hafal Al-Fatihah lho haha..

Keperawatan Komunitas di Desa Precet Malang. Ini siswa PAUD nya hihi..

Dinas di Puskesmas Singosari


Untung saya punya The Bohay Family tempat saya berkeluh kesah dan berbagi cerita. Kelompok saya ini sangat solid. Semua saling bahu membahu dalam menyelesaikan tugas kelompok. Juga saling membantu (dan menyontek) dalam mengerjakan tjugas individu. Saling menyemangati saat ada yang merasa lelah dan hampir menyerah. Kami juga dipercaya mengkoordinir acara Sumpah Ners angkatan kami setelah wisuda. Tak ketinggalan untuk urusan jalan-jalan dan makan-makan kami juga kompak dong hehehe..

Puji Tuhan pada 24 September 2011 kami bertujuh akhirnya lulus dengan kompak juga, bersama teman-teman lainnya. Jerih payah kami tidak sia-sia. Kami bisa membanggakan orang tua kami dengan maju ke podium mengenakan toga, dan dengan diiringi alunan Gaudeamus Igitur kami menerima ijasah, serta mengucapkan sumpah Ners. Many thanks and big hugs for you, Bohays! XOXO.
Setelah wisuda dan pengucapan Sumpah Ners

Yudisium Ners


Sekarang kami bertujuh sudah mengambil jalan hidup masing-masing. Tiga orang dari kami tetap on the track berkarir di bidang pelayanan kesehatan. Ada yang berkarir di bidang pendidikan. Bahkan ada juga yang karirnya lebih mulia, sebagai full time moms. Saya sendiri? Jangan ditanya deh hahaha.. Semoga kami diberi kesempatan lagi untuk berkumpul lengkap bertujuh, plus pasangan dan anak-anak kami. Amiinnn.

Anyway.. Dari semua yang telah saya alami, saya merasakan sendiri, betapa mulianya pekerjaan tenaga kesehatan. Dengan segala keterbatasan, mereka mengesampingkan kepentingan pribadi demi menolong sesama. Apalagi perawat, yang 24 jam selalu ada mendampingi pasien. Salut! Semoga masa depan profesi ini semakin baik di Indonesia.

2 komentar:

wahyu 'phe' mengatakan...

*try not to cry*

*lay down on the floor*

*cry a lot*

T_T

Fransisca mengatakan...

*wipe the tears*

Pukpukpuk...

*setel video paha*