Sabtu, 06 Oktober 2018

Gaya Praktis Emak-Emak

Saya orangnya bukan yang bisa banget dandan, style saya sehari-hari lebih ke arah simple-comfortable. Make-up kantor dan pesta pun cuma yang basic banget. Make-up pouch saya hanya berisi pelembap, bedak padat, blush on, eyeliner, pensil alis, beberapa lipstik, dan alat cukuran alis. No shading-shading club, soalnya nggak bisa pakainya hahaha..

Duluuu, pas masih remaja sampai kuliah dan jadi dosen, muka saya nggak pernah tersentuh warna warni make-up, polos saja palingan cuma pakai pelembap sama bedak tabur. Nah mulai kerja di bank, terpaksa saya harus dandan walaupun tipis saja.

Saya waktu masih SMA

Udah kuliah tetap polos nggak kenal peralatan lenong

Pria ini sampai sekarang nggak suka kalau pacarnya dandan


Sebelum punya anak, saya masih rajin dandan di kantor setiap hari. Sebelum mulai kerja selalu melakukan ritual di depan cermin. Pertama pelembap. Trus bedak padat, blush on, dan lipstik. Alis wajib dicukur dan digambar. Eyeliner setiap hari jumat. Sesekali juga rambut dicatok (minjem catokan temen hahaha).

Suka selfie pakai aplikasi yang bikin wajah mulus hahaha..

Angle favorit tiap kali difoto

Kalau sempat selfie di kantor gini, berarti lagi nggak ada kerjaan

Wiihh.. Sudah nggak ingat lagi kapan terakhir kali pakai kuteks

Bersama sahabat saya di kantor

Kondangan sebelum punya anak

Sumpah, saya pernah langsing!

Saat hamil juga masih sama, cuma karena kegerahan, rambut jadi lebih pendek, dulu panjang sepunggung dipotong jadi sebahu.

Natal 2016, hamil 7 bulan

Casual friday di kantor, hamil 5 bulan

Selfie waktu hamil

Nahh mulai hari pertama kerja setelah cuti lahiran, penampilan saya berubah drastis hahaha... Sepertinya rutinitas pumping ASI yang cukup menyita waktu di kantor telah mematikan hasrat dandan saya.

Kurang lebih perubahan style saya jadi begini:

1. Rambut cepak, lebih hemat waktu (dan sampo).
Bermula dari keribetan nyari kunciran rambut pas bayi nangis minta nenen, saya putuskan membabat rambut ini sampai nggak bisa dikuncir lagi. Praktis juga rasanya, nggak sisiran juga rambut tetep rapi. Lagipula, di kantor saya udah nggak punya waktu lagi untuk catokan, karena harus pumping.

Hari pertama masuk kerja setelah cuti lahiran


2. Pensil alis mana pensil alis??
Asli, sejak punya anak, saya udah nggak sempat lagi lhoo nggambar alis. Bahkan alis ini saya biarkan tumbuh alami dengan bentuk serabutan sesuka hatinya. Padahal dulu sebelum punya anak, wooo... pantang kerja sebelum alis kelar! Tau sendiri kan wanita jaman now. Untuk bikin alis yang paripurna pasti butuh waktu dan konsentrasi yang tinggi, kalau buru-buru ntar malah nggak simetris kan aneh jadinya hahaha.. Sempat juga kepikiran sulam alis, tapi nggak lah, ntar makin cantik makin banyak yang ngefans sama dirikuuu..

No alis, no cry hahaha


3. Blush on dan eyeliner sampai kadaluwarsa semua.
Untungnya pekerjaan saya bukan marketing atau frontliner yang harus dandan lengkap untuk ketemu klien. Jadi makin terabaikan saja muka saya ini. Sekarang sih, pake bedak sama lipstik saja udah syukur.

4. Koleksi baju menyusui.
Baju menyusui sekarang tuh lucu lucuu..Modis dan lebih nyaman karena bukaannya di kanan kiri, nggak kayak baju menyusui jaman dulu yang cuma model kancing depan melulu. Tetep cocok dikombinasikan pakai aksesoris kalung, scarf, atau outer. Saya selalu pakai baju menyusui setiap bersama bayi, di kantor juga seringnya pakai baju menyusui biar praktis pas pumping. Ini salah satu penyebab dompet 'bocor alus' hahaha.. Tanya saja teman-teman saya, gimana hebohnya saya tiap ada postingan NEW ARRIVAL di Instagram online shop Mamigaya, Maternel, dan D'Amora. Duh, udah nggak jelas lagi deh prinsip mana KEINGINAN atau KEBUTUHAN nya. Karena selalu merasa ingin dan butuh hahaha..


Di rumah selalu pakai baju menyusui

Batik menyusui

Praktis nggak perlu apron kalau mau menyusui di mall

Selama bersama bayi, selalu pakai baju menyusui

Nggak kentara kan kalau ini baju menyusui?


5. Cooler bag is lyfe.
Good bye, tas cantik! Sekarang saya lebih cinta sama tas perang hahaha.. Saya setiap hari pakai cooler bag model ransel. Karena saya pulang pergi kantor naik motor sendiri, lebih aman kalau pakai tas ransel. Dan ransel saya ini memang isinya alat perang, yaitu corong pompa ASI, ice gel, bekal makan siang, dompet, toiletries, handuk kecil, dan baju ganti. Sudah kebal dengan ledekan orang sekantor tentang tas saya yang saking gedenya mirip tas naik gunung.

Ini dia peralatan tempur andalanque!


6. Apapun kondangannya, baju tetap ketutupan gendongan.
Saya nggak suka pakai stroller, jadi anak saya tak gendong ke mana-mana. Sejak punya anak, bisa dihitung dengan jari berapa kali saya datang kondangan. Selain ribet karena anak saya kurang nyaman di keramaian, saya juga males karena percuma pakai baju pesta tetep aja nggak kelihatan, ketutupan sama gendongan bayi model hipseat haha..

Tak gendong ke mana-mana


Gimana buibukk... Ada yang senasib? Hahaha..

Yhaa.. Setelah punya anak, dandanan  bukan prioritas utama buat saya. Yang penting kenyamanan saat beraktivitas bersama anak. Jangankan dandan lengkap atau skin care 22 langkah, nengok cermin aja kadang nggak sempat hahaha..

Meminjam istilah dari blogger kesayanganque Mbak Puty dan Mbak Okke, #modyarhood, walau kadang bikin mau modyarrr tapi tetap yahood. Menjadi ibu memang lelah, tapi anak tetap harus  jadi fokus utama. Yang penting dari menjadi ibu adalah jangan lupa BAHAGIA. Kalau ibu nggak bahagia, anak dalam bahaya! Mau seberantakan apapun style kita, tenang sajaaa, di mata anak kita tetap paling cantik sedunia kok.

Salam yahood!